Selasa, 18 Mei 2021

GENERASI MILENIAL: TARGET PASAR YANG STRATEGIS DAN POTENSIAL BAGI KOPERASI

 

Kemajuan teknologi terutama dalam bidang komunikasi dan informasi menimbulkan pergeseran pola hidup manusia, terutama generasi milenial. Berbagai kemudahan sebagai dampak positif kemajuan teknologi tersebut ditanggapi manusia dengan melakukan berbagai perubahan dalam menjalani kehidupannya. Generasi milenial merupakan kelompok manusia dengan jumlah terbanyak dimuka bumi ini sehingga menjadi sasaran empuk para pelaku usaha untuk menawarkan kemudahan di berbagai bidang kehidupan. 

Selain itu, perlu disadari bahwa generasi milenial mempunyai pengaruh besar terhadap trend yang sedang berkembang, bahkan menciptakan suatu trend baru. Karena itu, jika koperasi ingin menjadikan generasi milenial sebagai pangsa pasar utama, harus mampu menjalankan sistem pemasaran produk yang tepat untuk mereka.

Sesuai dengan prinsip koperasi keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka mengandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapa pun serta tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apa pun. Keangotaan koperasi yang heterogen sehingga perlu ditentukan segmentasi pasar sebelum menetapkan target pasar. Penetapan target pasar koperasi pada generasi milenial bermanfaat dapat membantu koperasi untuk mengembangkan posisi produk dan strategi pemasaran yang sesuai serta memanfaatkan sumber daya koperasi secara efektif dan efisien. Meskipun ukuran segmen pasar generasi milenial saat ini untuk menjadi anggota koperasi masih relatif kecil, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk berkembang di masa datang.

Generasi milenial merupakan target pasar yang strategis bagi koperasi. Mereka cukup cerdas untuk memilih produk dan jasa yang ditawarkan. Generasi milenial akrab dengan teknologi, yakni tidak bisa jauh dari gadget dan dari dunia sosial, bercakap melalui jejaring maya, melakukan transaksi secara online dengan mempertimbangkan faktor efektivitas, kenyamanan, waktu dan sebagainya. Arah atau strategi pengembangan koperasi yakni beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjadi koperasi digital. 

Menuju koperasi digital, maka koperasi perlu membangun komitmen untuk melakukan investasi dalam bidang teknologi dan membuka diri untuk berkolaborasi dengan pihak eksternal. Kita hendaknya berpikir dan bertindak keluar dari kotak kenyamanan untuk melakukan inovasi produk dan pelayanan dengan didukung infrastruktur teknologi yang memadai. 


Generasi milenial diharapkan dapat menjadikan koperasi sebagai wadah dialog kehidupan (penanaman nilai-nilai) dan dialog aksi (kegiatan simpan pinjam). Melalui koperasi, generasi milenial dapat membawa perubahan diri, mutu hidup untuk lebih bermartabat, berdaulat dan mandiri dalam pengelolaan keuangan dan perilaku hidup hemat.

Memang tidak mudah proses mengubah kebiasaan menghabiskan uang kepada kebiasaan menabung dari hasil penghematan yang dilakukan, pengendalian diri terhadap pengeluaran yang tidak perlu. Karena itu inovasi yang dilakukan koperasi dalam mendesain produk simpanan hendaknya memiliki brand yang mampu menggerakan interese generasi milenial untuk menabung sebagai kebutuhan. Mengemas brand produk simpanan atau pinjaman dengan nama dan manfaatnya sesuai kebutuhan mereka.

Di sisi lain, generasi milenial sebagai target pasar potensial juga didorong memanfaatkan pinjaman dari koperasi untuk merintis dan mengembangkan usaha produktif. Kesadaran anggota untuk simpan teratur, pinjam bijaksana dan angsur tepat waktu merupakan buah dan proses pendidikan penyadaran dalam membangun bersamaan yang berbela rasa dan bersolider.

Robby Tulus (Mei 2014) pada open forum Inkopdit di Medan menekanan nilai kemandirian dan solidaritas akan tetap kuat kalau ditopang oleh pendidikan dalam koperasi yang terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi baru yang mudah diterima dan dicerna anggota. Pendidikan senantiasa diisi dengan inovasi segar yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai nilai perkoperasian.

Modul pendidikan koperasi yang inovatif dan dinamis berdasarkan hasil analisis faktual situasi koperasi saat ini sehingga materi pendidikan yang didesain berdasarkan kajian secara eksperimental, seperti produk simpanan, produk pinjaman, penanganan kelalaian, pengembangan usaha produktif anggota, dan sebagainya. Teknologi menantang koperasi untuk lebih inovatif dan kreatif dengan memanfaatkan digital untuk melakukan pemasaran bisnis koperasi dan memanfaatkan media sosial untuk pendidikan perkoperasian.

Dalam rangka kaderisasi dan regenerasi, anggota milenial yang telah memenuhi persyaratan dapat diberi kesempatan untuk menjadi pengurus dan pengawas koperasi. Keterwakilan mereka dalam pengambilan kebijakan koperasi dapat membantu penyaluran aspirasi dan mencetuskan keputusan sesuai kebutuhan perkembangan pasar terkini. Keterlibatan ini diharapkan bisa menginternalisasi dan mengestafetkan nilai-nilai yang menjadi dasar perjuangan gerakan koperasi. 

Koperasi terus berjuang untuk memperkokoh landasan organisasi (tata kelola) serta cakrawala pemikiran (visi dan inovasi) berbasis nilai. Era sekarang ini, yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Maka perlu relaksasi, kelenturan, fleksibilitas (tidak kaku) dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi dengan kesiapan sumber daya manusia yang handal sehingga mampu menata sistem di bagian hulu dan mampu mengawal penerapannya di bagian hilir.

Sumber:
Buku: Koperasi Kredit di Tengah Arus Digitalisasi
Penulis: Serviam's Publishing Group (SPG)
Penerbit : Writing Revolution Yogyakarta
Tahun terbit: 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar